Pengusaha online

Menangkap Sinyal Pertemuan Dadakan Mantan Danjen Kopassus Dan mantan panglima Gam






Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) yang mendampingi Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto melakukan lawatan KedaulatanRakyat di Aceh, Jum'at (3/5/19) menyatakan bahwa kunjungan tersebut bersifat mendadak. Muasalnya, ulama Aceh Tgk Muslim Ath-Thahiry menyampaikan undangan khusus agar Prabowo lekas datang ke Aceh. Bukan untuk makar, tapi syukuran kemenangan telak.
Sebagaimana diketahui, mayoritas rakyat Aceh menginginkan perubahan dengan memilih Prabowo-Sandi. Tgk Muslim bahkan menyatakan, tak perlu ada Prabowo, tak perlu ada kampanye, tak perlu ada baliho; rakyat Aceh yang sadar perubahan pasti memilih paslon nomor urut 02
Bukan isapan jempol, Prabowo-Sandi unggul di Serambi Mekah. Angkanya fantastis, lebih dari 90%. Jadi sederhananya, dari 10 orang di Aceh hanya 1 orang yang memilih Jokowi, padahal Jokowi sudah memimpin selama 4,5 tahun. Jika selama itu tak berdampak, apakah artinya pemerintahan tidak terasa di Aceh?
Meski mendadak, berangkat sekitar jam 9 pagi dan mendarat jam 10.30, masyarakat Aceh menyambut Prabowo dengan sangat antusias. Kedatangan Prabowo dielukan sejak di Bandara Sultan Iskandar Muda, sepanjang jalan, Masjid Raya Baiturahman hingga BPN Aceh.
Saking antusiasnya masyarakat menyambut Prabowo, DKM Masjid Baiturrahman harus melarikan Prabowo ke ruang DKM di belakang masjid.
Kata Ustadz Bachtiar yang hadir bersama rombongan, "Kalau pintu ruang DKM dibuka, bisa roboh karena desakan orang yang ingin masuk dan bersalaman dengan Prabowo."
Masyarakat yang antusias akhirnya bisa mendapatkan haknya. Prabowo menyapa masyarakat usai shalat Jum'at. Sang Jenderal menyapa masyarakat dengan iring-iringan mobil. Tiga kali mengitari kompleks Masjid Raya Baiturrahman.
Saking antusiasnya dan khawatir tertinggal, banyak warga yang harus jinjit-jinjit karena melupakan sandal. Mereka berlari mengejar mobil tanpa alas kaki padahal cuaca panas menyengat di lantai dan jalan sekitar masjid.
Tak hanya oleh masyarakat dan ulama, Prabowo juga disambut secara spesial oleh pemimpin politik Aceh. Sejak di Bandara, Prabowo disambut langsung oleh Muzzakir Manaf. Laki-laki berjenggot tebal dengan air muka tegas ini duduk tegak tepat di sebelah kiri Prabowo.

Ada yang belum tahu siapa Muzzakir yang masyhur dengan panggilan Mualem ini? Dia adalah anggota pasukan Gerakan Aceh Merdeka (1986-2005), Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (1998-2002), Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (1998-2002), Panglima Gerakan Aceh Merdeka (2002-2005), Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) (2005-sekarang), Ketua Umum Partai Aceh (PA) (2007-sekarang), Ketua Dewan Penasihat DPD Partai Gerindra Aceh (2013-sekarang).
Muzzakir terakhir kali menjabat sebagai Wagub Aceh mendampingi Gubernur Zaini.
Melihat kedekatan dua tokoh ini, adakah sinyal yang bisa ditangkap? Adakah pembicaraan khusus antara keduanya?








Sebelum menyimpulkan, ada baiknya jika menilik ke belakang soal rekam sejarah antara GAM dan Kopassus. Prabowo mantan Danjen Kopassus. Muzzakir mantan Panglima GAM. Dahulu, keduanya bertempur untuk kepentingan yang berbeda.
GAM ingin memisahkan diri dari NKRI karena adanya ketidakadilan, Kopassus di bawah komando Prabowo ditugaskan untuk merangkul GAM kembali ke pangkuan NKRI.
Secara sejarah, ada dua kubu yang berbeda. Tapi kemarin, kita melihat keduanya bertemu. Sebagai rahasia umum, mustahil seorang tokoh besar keluar markas tanpa agenda besar dan terukur.
Bagi awam, apalagi kawanan IQ 200 sekolam, pasti akan langsung menyimpulkan bahwa pertemuan keduanya merupakan cikal bakal makar. Mereka menuduh akan lahirnya gerakan separatis baru bahkan dengan tuduhan yang lebih sadis berupa penggulingan pemerintahan yang sah.
Tak sepenuhnya salah, tapi jelas sekali terdapat banyak kekeliruan dalam pendapat pertama ini. Sebab utamanya jelas, mereka tidak piawai menangkap aspirasi masyarakat bawah. Mereka hanya melihat di permukaan, kemudian menyimpulkan karena ke-sok tahu-an mereka.
Soal kondisi masyarakat Aceh, kemenangan 90% lebih untuk Prabowo adalah konfirmasi terbaik. Apalagi tak ada kampanye besar-besaran di sana. Prabowo bahkan batal hadir karena tekanan dan dipersulit sedemikian rupa.
Kedua, masyarakat Aceh sebagaimana disebutkan oleh Ulama Aceh Tgk Muslim Ath-Thahiry dengan tegas menyatakan bahwa demokrasi akan dimanfaatkan untuk menegakkan keadilan. Tapi ketika kecurangan tak bisa dilawan secara hukum, haruskah rakyat menyerah di ketiak penjajah di balik kekuasaan?
Dari sini, jelas sudah jawabnya. Prabowo bukan ingin merencanakan makar. Prabowo melalui lawatan

KedaulatanRakyat sengaja menemui Mualem untuk mengirimkan sinyal bahwa dia, Sandi, dan BPN sedang berjibaku mbfemenangkan keadilan.
Dia dan Sandi serta ulama penggerak 212 sengaja hadir untuk menenangkan hati dan gejolak rakyat Aceh. Agar mendoakan, mengawal semua proses, serta percaya kepada Prabowo yang sejak 18 tahun sudah tanda tangan kontrak rela mati demi tegaknya keadilan di NKRI.

Namun, jangan pula ini dianggap sepele. Karena rakyat punya kekuatan. Rakyat punya kedaulatan. Siapa pun penguasa yang menzhalimi rakyat, Tuhan Yang Maha Kuasa pasti membinasakannya.
Jangankan puluhan juta rakyat, dua rakyat terzalimi saja doanya dijamin pasti dikabulkan.
Ya Allah, jagalah NKRI ini dari tangan-tangan pelaku kezaliman dan makar. Engkaulah sebaik-baik Pembuat Makar.







Sumber info dari:
https://www.tarbawia.net/2019/05/menangkap-sinyal-pertemuan-dadakan.html?m=1

Pemasangan Baleho Oleh Gabungan Ormas Relawan 02 Kalbar


Pemasangan Baleho oleh gabungan Ormas Relawan 02 Kalbar ,




Ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kalbar yg telah memberikan dukungan dan memenangkan Bapak H. Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno, Menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode Tahun 2019 - 2024.




Pemasangan baleho dilakukan diLokasi Jl. Tanjungpura Kota Pontianak Kalbar,masyarakat sangat antusias mendukung kegiatan pemasangan baleho ucapan terimakasih atas kemenagan Prabowo -Sandi.






Pemasangan Baligho Kemenangan Prabowo-Sandi Picu Sorak Gembira di Tanah Pasundan.


Jumat, 03 Mei 2019 ll 18:09 WIB
Pemasangan Baligho Kemenangan Prabowo-Sandi Picu Sorak Gembira diTanah Pasundan.






Setelah kemarin ramai pro kontra pemasangan baligho kemenangan paslon pilpres nomor urut 02 di cileungsi Bogor, kini pemasangan Baligho kemenangan Capres-Cawapres nomor urut 02 kembali picu keramaian di sekitar kawasan Pasar Rebo kelurahan Nagri Kidul, Purwakarta Jawa Barat. Karena berdasar pada hasil pleno KPUD Purwakarta yang telah memenangkan suara Prabowo-Sandi kisaran 72,31% dan Jokowi-Amin sebesar 27,66%.
Hatur nuhun warga Jawa Barat garis keras kejujuran dikota Tasbeh, Purwakarta memang istimewa digjaya Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno.
Semoga amanah memegang suara kami.

Berikut rincian hasil akhir pleno kab purwakarta :





Kec.sukasari
01=3.231
02=6.170
Kec.kiara pedes
01=6.846
02=9.944
Kec.pondok salam
01=4.610
02=13.798
Kec.pasawahan
01=7.498
01=.21.305
Kec.maniis
01=6.066
02=12.177
Kec.plered
01=8.541
02=36.625
Kec.sukatani
01=8.599
02=32.931
Kec.darangdan
01=10.251
02=29.511
Kec.campaka
01=9.908
02=18.467
Kec.jatiluhur
01=9.877
02=31.959
Kec.wanayasa
01=7.435
02.=18.151
Kec.bojong
01=8.568
02=22.620
Kec.bungur Sari
01=10.618
02=22.620
Kec.kota
01=29.270
02=75.411
Kec.cibatu
01=8.256
02=11.301
Kec.babakan cikao
01=10.478
02=22.751
Kec.tegal baru
01=5.711
02=23.098

Total
01=155.863 (27.66℅)
02=406.988 (72.31%)








Prabowo Menang Telak di Wilayah Kediaman Ustaz Abdul Somad

Prabowo Menang Telak di Wilayah Kediaman Ustaz Abdul Somad



Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul telak di empat tempat pemungutan suara (TPS) pilpres 2019 di sekitar kediaman ulama kondang asal Riau Ustaz Abdul Somad (UAS).

Mengutip Antara, hasil dari empat TPS yang berada RT 04/RW 27 Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau membuat pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin kalah.

Dari empat TPS masing-masing 51, 80, 79 dan 52, Prabowo-Sandi berhasil meraup total hingga 425 suara, sementara Jokowi-Ma'ruf hanya 83 suara.


Rinciannya, TPS 51 untuk pasangan nomor 01 meraih 30 suara sementara pasangan nomor urut 02 meraup 110 suara. Kemudian TPS 80, suara untuk 01 adalah 36 dan suara untuk 02 mencapai 112. Keunggulan juga diraih pada TPS 79 dimana untuk 01 sebanyak 31 suara  dan pasangan 02 sebanyak 128 suara.

Sementara pada TPS 52, pasangan Prabowo Sandi kalah tipis dibanding Jokowi-Ma'aruf masing-masing 75 suara berbanding 85 suara. 


"Untuk keseluruhan, pasangan nomor urut 02 unggul jauh dibanding 01," kata Ketua RT 04 Lia Novita usai perhitungan suara, Rabu (17/4).







Meski memiliki rumah dan aktif bermasyarakat di wilayah tersebut, UAS sendiri tidak memilih pada salah satu dari empat TPS di atas. Kediaman UAS tampak kosong dengan pagar tertutup.

Prabowo Menang Telak di Wilayah Kediaman Ustaz Abdul SomadUstaz Abdul Somad. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

Lia mengakui bahwa UAS memang tidak terdaftar dalam DPT di wilayah setempat. Secara administrasi, dia mengakui bahwa UAS tidak terdaftar sebagai warga RT 04 RW 27.

"Memang benar beliau sering di sini. Beliau juga pengurus aktif Masjid Ibadurrahman (masjid yang berada tidak jauh dari rumah UAS). Namun secara administrasi bukan warga sini sehingga tidak masuk dalam DPT," ujarnya.

Lia menngatakan rumah tersebut selama ini ditempati almarhum ibunda UAS, Rohana yang wafat pada medio Maret 2019 lalu. Saat ibunda masih hidup, dia mengatakan UAS setiap hari memang berada di sana sehingga masyarakat mengetahui rumah itu juga merupakan kediaman UAS.

Hanya saja, dia mengatakan Somad tidak terdaftar sebagai warganya. 


Selain itu, dia juga mengatakan beberapa pekan terakhir UAS tidak berada di rumah tersebut. "Dari informasi warga dalam beberapa minggu terakhir tidak ada. Apalagi sejak almarhum tidak ada," lanjutnya. 






PENENTUAN KEMENANGAN PASLON PILPRES TIDAK HANYA DILIHAT DARI PARSENTASE JUMLAH TOTAL PEROLEHAN







PENENTUAN KEMENANGAN PASLON PILPRES TIDAK HANYA DILIHAT DARI PARSENTASE JUMLAH TOTAL PEROLEHAN SUARA. TAPI DITENTUKAN OLEH PARSENTASEN PEMERATAAN JUMLAH SUARA DARI SELURUH PROPINSI* Dedy McLaren: JOKOWI DIPASTIKAN TIDAK MENANG PILPRES 2019 By: Restu Bumi Nih saya Bongkar kenapa TKN lesu saat lihat Quick Count dan (Saat itu) gak berani Deklarasi kemenangan padahal Hasilnya memenangkan Jokowi tidak seperti saat Pilpres 2014. Sekedar Catatan... Di belakang Jokowi ada Yusril Pakar ahli Tata Negara. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 6A Ayat 3 yang berbunyi: "Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar dilebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden." Jadi Dalam pasal tersebut ada 3 syarat dalam memenangkan Pilpres : 1. Suara lebih dari 50% 2. memenangkan suara di 1/2 jumlah provisnsi (17 Provinsi) 3. Di 17 Provinsi lainnya yang kalah minimal suara 20% Syarat ini memang dibuat agar presiden terpilih mempunyai acceptibility yang luas di berbagai daerah. Kebanyakan orang hanya mengetahui sebatas kemenangan di atas 50% saja. Padahal, Undang-undang men-syarat-kan beberapa poin tambahan, selain sekadar meraup suara lebih dari 50%! Sebagai contoh penduduk di pulau Jawa yang berpopulasi lebih dari separuh penduduk Indonesia, alias lebih dari 50% penduduk Indonesia. Menang mutlak 100% di pulau Jawa, namun kalah di luar Jawa (yang berarti menang lebih dari 50% suara) tidak berarti memenangkan pilpres di Indonesia! Pilpres di Indonesia memberikan syarat tambahan selain meraup suara lebih dari 50% pemilih sah di Indonesia, yaitu: Menang di minimal 1/2 dari jumlah propinsi di Indonesia (17 propinsi). Artinya, walau meraih suara lebih dari 50%, tapi hanya berasal dari sejumlah propinsi, maka kemenangan tersebut tidak sah. Dan juga Pada propinsi-propinsi yang kalah, jumlah suara yang diraup tidak kurang dari 20%. Artinya, walau menang di lebih dari 1/2 jumlah propinsi di Indonesia, namun ada propinsi yang minim pendukung pasangan tersebut, maka kemenangan tersebut juga tidak sah.






Makanya Deklarasi Kemenangan Jokowi semalam yang dilakukan TKN oleh Moeldoko tanpa Jokowi adalah Deklarasi yang dipaksakan hanya sekedar menutupi rasa Malu karna Kemenangan versi Quick Count untuk mereka tidak memenuhi 2 syarat lainnya yakni hanya menang di 14 Provinsi dan ada beberapa daerah (menurut hasil Quick Count) yang Jokowi mendapat dibawah 20% menurut Survei Quick Count Indo Barometer yakni Aceh dengan DPT: 3.523.774 Jokowi-Ma'ruf: 17,12% - Prabowo-Sandi: 82,88% dan di Sumbar dengan DPT:3.718.003 Jokowi-Ma'ruf: 9,12% - Prabowo-Sandi: 90,88%. Berbeda dengan kemenangan Jokowi di 2014 dimana kemenangannya (menurut Quick Count) kurang lebih 22 Provinsi dengan rata² Persentase 52%. Jadi Paham kan, mengapa mereka nggak berani Deklarasi Kemenangan dan hanya Manyun, Melongo dan Mungkin nyaris Mewek liat hasil Quick Count meski hasilnya mengunggulkan Mereka.